teknologi deteksi bencana
Teknologi Deteksi Bencana
Posisi Indonesia yang berada di atas garis khatulistiwa membuat Indonesia hanya memiliki dua musim, musim panas dan penghujan. Musim panas dapat menyebabkan kekeringan juga kebakaran hutan, sedangkan musim hujan biasanya mengakibatkan banjir serta longsor. Kondisi geologis Indonesia yang merupakan negeri cincin api, yang terbentuk di atas lempeng-lempeng batuan tektonik aktif, sehingga tuntutan untuk budaya hidup harmoni dengan potensi bahaya gempa bumi dan tsunami perlu selalu dibangun.
Indonesia memiliki teknologi-teknologi deteksi bencana, yaitu :
Indonesia Tsunami Early Warning System (INATEWS) 4.0 untuk mendukung keselamatan dari ancaman gempa bumi dan tsunami.
Geohotspot BMKG 4.0 untuk monitoring peringatan dini kebakaran hutan dan lahan yang sekaligus dapat memantau potensi sebaran kabut asap.
Info BMKG 4.0 yang memberikan layanan informasi cuaca dan iklim secara lebih presisi dan akurat.
Digital Enhanced Cordless Telecommunications (DECT) Handset yaitu perangkat yang dikhususkan untuk membantu petugas dalam memantau lokasi-lokasi bencana yang lebih berbahaya, seperti tanah longsor atau lokasi letusan gunung.
Teknologi Call Center dapat secara otomatis membuat laporan statistik mengenai jenis-jenis panggilan darurat yang pernah masuk dari petugas lapangan, sehingga proses analisa keadaan dapat segera dilakukan tanpa hambatan teknis apapun.
Multi Parameter Radar (MPR) bisa memberi peringatan diniĀ bila terjadi bencana dan bisa dipindahkan sesuai kebutuhan serta membantu dalam perekaman data cuaca.
INA TRITON Buoy untuk memantau perubahan unsur cuaca di atas dan bawah laut.
INATEWS
Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia
GITEWS
German Indonesia Tsunami Early Warning System
INA TRITON Buoy